17 Juni 2025
DALAM rangkaian Hari Jadi Bogor (HJB) ke-543, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Bogor turut ambil bagian dengan menggelar Demo Masak Olahan Pangan Lokal dan dipandu oleh chef dari Indonesia Chef Association (ICA) ini, yang dilaksanakan di mini stage stand DKP pada acara Kaogorfest 2025, pada Minggu (15/06/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari kampanye besar DKP untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya konsumsi pangan lokal yang sehat, bergizi, dan aman.
Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan DKP, Rosi Luliastini mengatakan, kegiatan ini ditujukan untuk mengedukasi masyarakat—khususnya ibu-ibu rumah tangga agar lebih mengenal dan mengolah bahan pangan lokal seperti ubi dan singkong menjadi makanan menarik, bergizi, dan digemari oleh generasi muda.
"Saat ini, banyak anak muda yang kurang berminat pada pangan lokal karena tampilannya dianggap kurang menarik. Padahal dengan teknik pengolahan yang tepat, pangan lokal bisa disulap jadi cake, bolu, hingga makanan kekinian seperti singkong Thailand," ujar Rosi.
Rosi menambahkan, pangan lokal memiliki keunggulan lebih dibanding pangan impor, terutama dari sisi keamanan dan kandungan gizi. Pangan lokal diproduksi oleh petani lokal, sehingga rantai produksinya lebih terjamin dan mendukung UMKM serta ketahanan ekonomi daerah.
Selain demo masak, DKP juga melaksanakan berbagai kegiatan lain selama Bogorfest, antara lain. Gerakan Bagi Sayuran (BAGAS) untuk mengurangi food waste dari sayur dan buah yang penampakannya tidak sempurna namun tetap bergizi.
Kemudian, Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk menekan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat. Gempar Beriman, kampanye konsumsi pangan segar yang telah memiliki izin edar dari BPOM atau instansi berwenang.
DKP juga meluncurkan kampanye konsumsi pangan lokal melalui program bertema, Selasa: Mari Santap Singkong (Masasi). Rabu: Rabu Cihuy, Cinta Tahu dan Singkong (Cintahuy) dan Jumat: Jumat Sori Tu Say Bu, Sok Riryungan Tuang Sayur Buah
"Data dari BPS menunjukkan pola konsumsi pangan masyarakat Bogor, khususnya umbi-umbian dan sayur-buah, masih jauh dari angka ideal. Tahun 2024 lalu, konsumsi umbi baru 37 gram per kapita per hari dari ideal 95 gram. Ini alarm bagi kita semua," kata Rosi.
Ia menekankan, melalui kegiatan ini, DKP ingin mengajak semua pihak baik masyarakat umum, perangkat desa, hingga lembaga pemerintah untuk mengambil peran dalam mendukung konsumsi pangan lokal. Bahkan, DKP mendorong agar menu rapat dan konsumsi dinas juga mengutamakan olahan berbasis bahan lokal.
Kegiatan lainnya, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor, meluncurkan program inovatif bertajuk BAGAS. Hal ini guna menggaungkan stop boros pangan dan menyelamatkan pangan berlebih sekaligus mendukung ketahanan pangan lokal, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor, meluncurkan program inovatif bertajuk BAGAS (Babagi Sayur dan Buah Gratis) di ajang Kabogorfest 2025.
Plt. Sekretaris Dinas sekaligus Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, DKP Kabupaten Bogor, Sinta Yulianti, menjelaskan bahwa BAGAS merupakan bentuk aksi nyata penyelamatan pangan yang tidak memenuhi standar estetika pasar modern, namun tetap bergizi dan layak konsumsi. "Sering kali kita jumpai sayur atau buah yang tidak sempurna bentuknya, tapi kandungannya tetap bagus. Nah, itulah yang kami sebut ugly food, dan itu yang kami bagikan secara gratis kepada masyarakat," ujarnya.
BAGAS hadir sebagai respons atas tingginya limbah makanan dari sektor pertanian, terutama sayuran, buah, dan nasi. Melalui program ini, Dinas Ketahanan Pangan tak hanya menyelamatkan hasil panen para petani lokal yang terancam terbuang, tetapi juga mengedukasi masyarakat untuk tidak menilai pangan dari tampilan semata.
"Karena kalau soal gizi dan kesegaran, wortel yang bentuknya berbelok atau pisang yang bercorak sedikit tetap menyehatkan. Hanya saja tidak memenuhi standar visual pasar swalayan. Di sinilah peran kita hadir sebagai jembatan antara petani dan masyarakat," tambah Sinta.
Menurutnya, Program BAGAS telah dilaksanakan sejak hari pertama Kabogorfest, yakni 11 Juni, dan akan berlanjut pada tanggal 15, 17, dan 26 Juni 2025. Setiap harinya, BAGAS membagikan 200 paket dalam dua sesi, pagi dan sore. Masing-masing paket terdiri dari 3–4 jenis sayur dan buah seperti timun, pisang, wortel, terong, dan buncis yang dikurasi secara bergantian untuk menjaga keragaman gizi. (ADV)
~3.jpg)